Quantcast
Channel: Dunia UKM – Portal Lengkap Dunia Marketing
Viewing all 201 articles
Browse latest View live

Cover Super: Dari Penutup Sepeda Motor Hingga Jok Mobil

$
0
0

Jakarta, November 2018 – Industri otomotif banyak memberikan peluang bisnis bagi industri lain berskala UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah). Mulai dari industri suku cadang, jasa bengkel, hingga tambal ban turut menikmati manisnya bisnis ini. Tak terkecuali industri yang memproduksi  cover atau penutup kendaraan.

Zulkhan Indra Putra, pemilik Cover Super memperoleh ide memulai usaha produksi cover setelah melihat banyaknya kendaraan yang terpapar matahari atau hujan ketika di parkir tanpa kain penutup. Hal ini tentunya akan membuat warna kendaaraan tersebut cepat pudar. Padahal, mereka sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli atau mencicil kendaraanya.

Awalnya Zulkhan hanya bermodalkan satu mesin jahit dalam sebuah garasi kecil di tahun 2012 silam. Ia pun tidak menyangka perusahaan yang didirikannya tumbuh sangat cepat. Tapi Zulkhan tidak cepat puas, dia meningkatkan skala bisnisnya dengan memproduksi cover untuk mobil.

Penutup (cover) produksi Cover Super

Alfan W. Robbani, Chief Executive Officer Cover Super menuturkan, untuk memberikan yang terbaik, Cover Super pun melakukan banyak perbaikan. Mulai dari pemilihan bahan, model, kemasan, pola pemasaran, dan penambahan karyawan. Alfan menegaskan, tidak sedikit tenaga, waktu, dan biaya yang dikeluarkan untuk membesarkan Cover Super.

Perjuangan dan pengorbanan para pendiri Cover Super ternyata tidak sia-sia. Produsen aksesoris yang bermarkas di Ketanggungan, Wirobrajan, Yogyakarta itu, kini telah masuk skala pabrik dan memiliki agen dan reseller di 106 kota di Indonesia. Bahkan, produknya sudah diekspor ke bebebrapa negara.

Seiring berjalannya waktu, Cover Super yang telah lama dikenal sebagai produsen cover mobil, kini juga memproduksi cover jok mobil. Ada tiga varian cover jok yang ditawarkan sesuai dengan tipe bahannya yaitu tipe Mbtech, Sporty Premium, dan Sporty Deluxe.

“Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan customer untuk mengekspresikan keinginannya karena Cover Super membebaskan pelanggannya dalam pemesanan model dan desain cover jok. Pesan model dan desain apapun, tinggal bilang. Pasti kami buatkan,” tutur Alfan.

The post Cover Super: Dari Penutup Sepeda Motor Hingga Jok Mobil appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.


Roti Favorit Tentara Inggris ini Sudah ada Waralabanya

$
0
0

Jakarta, November 2018  – Sebentar lagi memasuki tahun 2019. Mungkin ada resolusi di tahun 2018 yang belum kesampaian, misalnya cita-cita untuk memulai usaha atau bekerja sambil menjalankan usaha sampingan. Anda ingin segera memulainya tapi terkendala modal? Tidak perlu khawatir karena ada begitu banyak paket waralaba dengan harga terjangkau. Salah satunya waralaba Roti John.

Usaha waralaba ini layak dipertimbangkan, karena penganan roti mengenyangkan disamping nasi yang menjadi makanan pokok kita. Dengan demikian, waralaba roti tetap akan diminati dan tidak tergantung tren, sehingga usaha ini diharapkan bisa tumbuh dengan langgeng.

Roti John Johor Baru’ menawarkan Paket Usaha seharga  Rp10 juta . Menyambut tahun baru 2019, waralaba ini menggelar diskon akhir tahun dengan potongan harga 50% lebih. Dengan kata lain, siapapun dapat menjadi pemilik usaha ‘Roti John Johor Baru’ tersebut dengan modal dibawah Rp5 juta.

Dengan paket harga waralaba sekitar  Rp5 juta atau bahkan kurang, mitra  akan mendapatkan booth besi knockdown, meja kompor dan kompor khusus untuk Roti John, perlengkapan memasak, seragam serta bahan baku awal.

Waralaba Roti John

Marketing Manager Roti John Johor Baru, Yuni menceritakan sejarah dibalik menu ‘Roti John’. Dia mengatakan, banyak orang menganggap menu tersebut merupakan nama sebuah merek, namun kenyataannya nama Roti John tersebut merupakan nama menu snack dari Singapura yang juga sangat populer di Malaysia.

“Dilansir dari berbagai sumber ternyata banyak versi asalmulanya Roti john ini, salah satunya adalah cerita tentang tentara Inggris di Koek Road Singapore yang beli roti dari pedagang kaki lima India bernama Abdul. Setiap kali ada tentara Inggris yang mau beli di lapaknya Abdul selalu bertanya ‘Roti, John?’,” tutur Yuni.

Versi lain, Roti john sudah dijual sejak 1960-an di Sembawang. Roti ini disajikan untuk tentara Inggris yang ingin makan burger, tapi karena tidak ada burger sebagai gantinya adalah sandwich dengan omlet dan daging cincang. “Singkat cerita, Sandwich dengan omlete ini dikenal dengan nama Roti John,” tambah Yuni.

Dan kini Roti John hadir di Indonesia. Yuni mengklaim waralaba  Roti John prospektif untuk dijalankan, karena berdasarkan pengakuan dari salah satu mitra bisnisnya, berjualan Roti John sudah bisa balik modal hanya dalam jangka waktu 1 atau 2 bulan.

The post Roti Favorit Tentara Inggris ini Sudah ada Waralabanya appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Kavvi Shoes, Terinpirasi dari Sang Ibu dan Kecintaan Terhadap Sepatu

$
0
0

ki ka Penny Legana owner Kavvi Shoes dan Michael Chrisyanto Creative Director

Terinspirasi dari pengalaman ibunda tercinta dalam menjalankan bisnis sepatu keselamatan sejak 30 tahun lalu dan kecintaannya terhadap sepatu, Penny Legawa akhirnya meluncurkan Kavvi Shoes, perusahaan lokal yang bergerak di bidang retail sepatu, di akhir 2017.

Bersama rekannya Michael Chrisyanto yang berperan sebagai Creative Director untuk memasarkan branding Kavvi.Shoes dikenal secara luas, Penny Legana membuat konsep sepatu dan sandal Kavvi dengan model-model yang up to date mengikuti tren yang disukai kaum wanita.

“Dari kecil saya memang suka dunia sepatu. Mulai dari memperhatikan modelnya hingga warna-warnanya. Itulah sebabnya saya mencoba membuat sepatu lokal Kavvi Shoes. Tapi jujur, inspirasi terbesar lahirnya Kavvi Shoes datang dari mama saya yang telah puluhan tahun menggeluti bisnis sepatu keselamatan. Atas nasihatnya timbulah ide untuk membuat sepatu dan sandal yang nyaman dan awet untuk wanita dan anak muda. Dalam setiap pembuatannya kami lakukan secara detail dengan sentuhan berbagai elemen yang eye catching, sehingga membuat mereka penuh percaya diri dan yang terpenting kualitasnya sangat bagus dan nyaman di kaki,” ujar perempuan berparas cantik kelahiran 25 tahun silam ini.

Sebagai brand lokal Kavvi tidak hanya hadir untuk bersaing di dunia lifestyle dalam negeri, ke depannya Kavvi akan membidik pasar luar. Tidak hanya itu saja, Kavvi Shoes juga berperan dalam memberdayakan sumber daya manusia lokal, khususnya para ibu rumah tangga di sekitar pabrik Kavvi di wilayah Jakarta Utara.

Dalam penjualannya, Kavvi Shoes mengandalkan pemasaran secara on line digital (bekerja sama dengan beberapa shopping online). Menurut Penny, saat ini berbagai produk Kavvi sudah mulai dikenal dipasaran dan disukai wanita dan anak muda baik dari sepatu, sandal payet dan berbagai jenis produk lainnya.

“Kami juga memberikan peluang kerja kepada kaum wanita di sekitar lingkungan. Caranya mengajarkan ibu-ibu di sekitar pabrik untuk terlibat dalam pembuatan Kavvi Shoes secara hand made. Saat ini kami fokus untuk membesarkan produk di dalam negeri. Tapi saya melihat dengan jaringan yang kita miliki, peluang untuk memasarkan produk ke luar negeri terbuka lebar. Untuk memperbesar penjualan serta branding agar semakin dikenal kami mengunakan strategi kekuatan media sosial dan juga terlibat di acara-acara fashion show serta pameran, “ pungkas lulusan Psychology Major di University of New South Wales, Sydney.

Dalam menentukan modelnya, Kavvi sangat terinspirasi dari bentuk kelembutan karakter wanita yang tetap kuat dalam menjalankan hidup. Inspirasi tersebut jugalah yang Kavvi tonjolkan dalam setiap koleksi yang muncul, seperti nama nama wanita yang kuat dan inspirasional. Untuk satu koleksi Kavvi biasa terdapat 4 sampai 8 varian model berbeda dengan bahan kulit dan bentukan payet yang unik. Setiap sepatunya di jahit dengan rapi dan hand made.

Koleksi Kavvi Shoes dijual dikisaran harga Rp398 ribu sampai dengan Rp498 ribu dan dapat di beli di Tokopedia dan Shopee, datang langsung ke toko Monstore di jl. Gunawarman 21, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

The post Kavvi Shoes, Terinpirasi dari Sang Ibu dan Kecintaan Terhadap Sepatu appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Peluang Usaha Waralaba Thai Tea dari Asetehe

$
0
0

Jakarta, Desember 2018 –Minuman Thai Tea (Teh Thailand) kian digemari masyarakat tanah air. Minuman teh dari negeri Gajah Putih ini digemari karena punya rasa dan warna yang khas. Penjual Thai Tea pun mudah dijumpai dimana-mana, di mal hingga di mulut-mulut gang perkampungan.

Fenomena ini tentu mendatangkan peluang bisnis tersendiri. Bagi Anda yang tertarik menekuni usaha ini tidak perlu pusing bagaimana cara membuat ramuan Thai Tea atau dimana membeli bahan bakunya. Anda tinggal menjadi mitra dari perusahaan yang memiliki waralaba Thai Tea seperti  ‘Asetehe’.

Untuk harga waralabanya Anda tidak perlu khawatir, karena sangat bersahabat bagi mereka yang bermodal pas-pasan.  Dengan merogoh kocek hanya Rp3 juta, Anda bisa memiliki bisnis waralaba Thai Tea Asetehe yang menggunakan daun teh asli impor dari Thailand.

“Kami menyiapkan usaha franchise Thai Tea Asetehe dengan modal yang sangat terjangkau, yakni Rp3, yang nantinya mitra kami sudah memiliki paket lengkap termasuk dengan booth portable untuk berjualan produk minuman kekinian tersebut, Bahkan kami juga menyediakan paket dengan booth kontainer kekinian dengan diskon yang lumayan besar” ungkap Marketing Manager Asetehe, Dyah.

Salah satu mitra waralaba Thai Tea Asetehe

Dyah mengatakan, dengan modal yang tidak terlalu besar usaha Thai Tea Asetehe cocok dijalankan oleh para ibu rumah tangga yang ingin membantu perekonomian keluarga serta karyawan atau mahasiswa yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan.

Dengan membayar paket waralaba Rp 3 juta, selain mendapatkan booth mitra juga akan mendapatkan video guide cara memulai berjualan Thai Tea Asetehe. Tidak hanya itu, mitra juga bisa berjualan produk kami milkshake buah dengan kemasan standing pouch bertuliskan quote-quote kekinian yang lucu dan anti mainstream.

“Karena kemasan ini sangat instagramable sehingga pasti akan sangat membantu penjualan mitra, karena pelanggan secara tidak langsung membantu mempromosikan outlet nya dengan mengunggahnya di akun akun instagram mereka ” sambung Dyah.

Untuk jenis booth, mitra bisnis Thai Tea Asetehe dapat memilih sendiri, apakah booth kayu atau kontainer dari besi. Semua booth bisa dibongkar pasang untuk memudahkan dibawa ke area bazaar atau CFD (Car Free Day).

 

The post Peluang Usaha Waralaba Thai Tea dari Asetehe appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

LPMUKP Gelar Seminar Pembiayaan Mikro Nelayan di Beberapa Universitas

$
0
0

Malang, Desember 2018 – Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan & Perikanan (LPMUKP) akan menggelar seminar bertajuk “Pembiayaan Mikro Nelayan” di beberapa universitas negeri. Seminar ini bertujuan memperkenalkan LPMUKP sebagai lembaga penyalur modal bagi wirausaha-wirausaha keluatan dan perikanan yang di Indonesia.

Seminar perdana digelar di Universitas Brawijaya, Malang, Kamis, 6 Desember 2018 lalu. Dalam kesempatan tersebut Direktur LPMUKP Syarif Syahrial mengatakan, LPMUKP telah memberikan manfaat kepada 11.613 wirausaha kelautan dan perikanan yang tersebar seluruh Indonesia, dengan NPL (non performing loan) 0 persen.

“Hal ini membuktikan kelautan dan perikanan adalah sektor yang menjanjikan.Tidak hanya itu, dana yang telah dikelola telah mencapai Rp259 miliar dengan mitra dari koperasi hingga Pemerintah Daerah,” tegas Syarif.

Suasana seminar Pembiayaan Mikro Nelayan di Universitas Brawijaya, Malang, Kamis, 6 Desember 2018

Seminar juga dimaksudkan untuk untuk meningkatkan penyediaan pelayanan umum kepada masyarakat. Narasumber melihat manfaat besar dari seminar tersebut, seperti disampaikan Johan Suryadarma, Ketua komite tetap informasi/promosi potensi kelautan dan perikanan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur.

“Acara ini mengajarkan kita untuk keep on learning, bahwa dalam industri produk kelautan dan perikanan kita harus prevention not detention agar tetap bisa terus mengembangkan produk-produk kita,” jelas Johan.

Ilham Makbul, salah satu peserta seminar juga memetik manfaat dari acara tersebut. Dia tertarik dengan usaha LPMUKP dalam pemberdayaan masyarakat melalui penyertaan modal usaha bagi nelayan/peternak perikanan. “Kritik saya mungkin agar ke depannya ada program bantuan modal dengan tanpa bunga agar tidak memberatkan pelaku usaha,” tutur mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya itu.

Narasumber lain yang ikut menyampaikan materi lain antara lain Dr. Agung Purwanto (Staf Ahli Bidang Perekonomian Keuangan), Prof. Dr. Ir. Happy Nursyam, MS. (Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya) dan Johan Suryadarma (Ketua Komite Tetap Informasi/Promosi Potensi Kelautan dan Perikanan, KamarDagang dan Industri Jawa Timur).

Rangkaian seminar dimeriahkan dengan dialog bertema New Entrepreuner yang ditujukan untuk para calon wirausahawan muda. Acara ini diikuti para alumni yang telah lulus maksimal 3 tahun sebelumnya. Acara ini diharapkan akan mencetak wirausahawan sektor kelautan dan perikanan yang muda dan berpindidikan tinggi.

Setelah Universitas Brawijaya (Malang), seminar Pembiayaan Mikro Nelayan rencananya akan digelar di beberapa kampus lagi, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB),  Universitas Indonesia (Depok), Universitas Diponegoro (Semarang), Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), dan Universitas Negeri Lampung (Lampung).

The post LPMUKP Gelar Seminar Pembiayaan Mikro Nelayan di Beberapa Universitas appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Fintax Fair 2019, Solusi Holistik Bagi Pengusaha Muda

$
0
0

 

Penelitian dari Universitas Tennessee (2013) mengatakan bahwa, 25% bisnis menemui kegagalan setelah 1 tahun, dan 35% dari total yang berhasil di tahun pertama akan kembali menemui kegagalan setelah tahun kedua. Kegagalan menjadi lebih besar lagi di tahun ketiga, yaitu sebesar 44%. Artinya jika ada 10 bisnis, maka hanya akan ada 2-3 bisnis saja yang akan bertahan setelah tahun ketiga.

Maka, tak heran meskipun konsep bisnis yang kuat sekalipun tidak akan terwujud secara sempurna tanpa dukungan sisi finansial yang tepat. Berkaitan dengan itu, Fintax Fair 2019 pun akan digelar pada tanggal 17-18 Januari 2019, di Assembly Hall Menara Mandiri. Tujuan diadakan Fintax Fair tersebut untuk menjadi dukungan holistik dalam berbagi pengetahuan entrepreneurship bagi para pengusaha muda di Indonesia. Dengan tema ‘Cerdas Finansial, Perpajakan, dan Teknologi’, acara tersebut akan mengupas segala ilmu yang perlu diketahui dan solusi teknologi yang dibutuhkan dalam membangun sebuah usaha.

Hadirnya Fintax Fair merupakan momen yang tepat, bersamaan dengan waktu dimana pemerintah Indonesia juga terus memberi dorongan dan melakukan motivasi kepada kaum muda agar memiliki semangat kewirausahaan. Menurut data olahan Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari total penduduk usia produktif. Jumlah ini terbilang minim dibandingkan dengan tingkat wirausaha di negara-negara maju yang bisa mencapai 14 persen.

“Kami percaya bahwa terdapat jiwa entrepreneur di dalam setiap orang, dan terdapat berbagai ide bisnis brilian yang saat ini belum terungkap dan terwujud. Namun dari tahun ke tahun, persyaratan untuk menjalankan bisnis semakin kompleks. Oleh karena itu, untuk mewujudkan mimpi para pengusaha muda, dan memastikan bahwa bisnis yang mereka ciptakan terus sustainable, Fintax Fair 2019 hadir untuk memberikan dukungan dari segi edukasi dengan menggandeng sejumlah praktisi dan profesional yang dapat memberi berbagai insight penting,” jelas Teguh Harapan, CMO PT Harmoni Solusi Bisnis selaku organizer dari Fintax Fair 2019.

Adapun pembicara yang telah memastikan kehadirannya antara lain Iwan Djuniardi, Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi; Merry Riana, Motivator Wanita No. 1 di Indonesia & Asia; Yustinus Prastowo, Founder Center For Indonesia Taxation Analysis (CITA); Yohanes G. Pauly, World Top Certified Coach CEO & Master Coach of GRATYO; Tanadi Santoso, Founder Business Wisdom Institute & Host “Business Wisdom’ di PASFM; Prita H. Ghozie, Founder & Director, ZAP Finance, Tung Desem Waringin, dan Adinata Widia, Senior Vice President, P.T. Mandiri (Persero) Tbk.

Selain itu, dia menambahkan, para pengusaha juga bisa mendapatkan solusi nyata melalui teknologi dan inovasi terkini yang akan ditampilkan untuk mendukung perkembangan usaha mereka. Ya, kemajuan teknologi menuntut para pengusaha muda untuk lebih kreatif dan inovatif, dan fleksibel terhadap perkembangan yang terjadi secara pesat. Selain memberikan wawasan dan solusi inovasi teknologi terbaru untuk membantu para perintis bisnis dalam mengembangkan usahanya Fintax Fair 2019 juga menawarkan sesi “Tax Fair” – dimana para pebisnis dapat melakukan sesi konsultasi pajak secara gratis dengan lebih dari 20 konsultan berlisensi untuk pelaksanaan kewajiban pajak usaha mereka.

 

The post Fintax Fair 2019, Solusi Holistik Bagi Pengusaha Muda appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Serius Garap Potensi Rempah Nusantara

$
0
0
timurasa

Timurasa Indonesia menjadi jembatan yang menghubungkan petani rempah dengan konsumen lokal dan internasional. Selain profit bagi petani, edukasi akan rempah nasional menjadi misi yang diusungnya.

timurasa

Bukan rahasia, rempah-rempah menjadi salah satu harta karun khas yang dimiliki Indonesia sejak dahulu kala. Bahkan, rempah ini pula yang menjadi salah satu daya pikat bagi para penjajah di Tanah Air. Kekayaan alam, iklim tropis menjadi faktor suburnya berbagai macam varietas tanaman rempah di Indonesia. Sayangnya tidak semua orang aware dengan potensi dari kebutuhan serta permintaan pasar akan rempah-rempah ini. Di sisi lain, gaya hidup masyarakat perkotaan yang sibuk kerap mengutamakan kecepatan dalam segala hal, termasuk perihal memasak. Konsumsi bumbu masak instan yang jadi favorit membuat  masyarakat urban bahkan tidak kenal dengan rempah-rempah khas Indonesia.

Sadar akan potensi ini, Erdi Yulianto bersama rekannya, Martin Kreshna Asda, memutuskan serius menggarap potensi dari rempah-rempah khas Tanah Air. Sebelumnya Erdi memiliki pengalaman di bidang bisnis ekspor sehingga paham betul kegemaran masyarakat Eropa akan rempah Indonesia.

“Motivasi yang kuat muncul dari pengalaman kami saat datang ke daerah-daerah bertemu dengan komunitas-komunitas petani dan melihat sebagian besar petani adalah orang tua berusia 40–60 tahun. Hal ini memicu keresahan tersendiri buat kami apabila tidak ada regenerasinya di kemudian hari, padahal produk tersebut punya potensi yang bagus asal kita bisa ‘mengemasnya’ agar bisa diterima pasar sesuai dengan misi Timurasa,” ujar Erdi yang sempat menghabiskan waktu di daerah Maluku.

Erdi memulai bisnis ini dari sekadar trial shipment kacang kenari ke Eropa. Ia lalu mencoba berjualan lewat online store, kemudian ke offline store sejak pertengahan 2017. Berawal dari kacang kenari, lantas merambah ke pengembangan produk pertanian Indonesia unik lainnya untuk dikombinasikan. Kacang kenari menurutnya adalah bagian dari kekayaan tanah Indonesia yang layak diperkenalkan kepada dunia. Kacang kenari bahkan bersanding setara dengan almond dan walnut yang mendunia dengan harga jual tinggi.

Alhasil lahirlah inovasi produk kacang kenari rasa Andaliman Batak, kacang kenari dibalut dengan daun kelor bubuk, dan kacang kenari dibalut dengan coklat bubuk yang menjadi andalan dari Timurasa. Ada pula varian produk lainnya seperti Andaliman (merica Batak), gula aren, gula kelapa, bubuk daun kelor, kakao bubuk, hingga vanila. Diferensiasi dari produk Timurasa adalah produk asli Indonesia dengan kandungan nutrisi yang sehat dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, Erdi juga fokus melakukan pengemasan produk dengan desain yang menarik.

Salah satu produk Timurasa, Sweet Andaliman Pepper, produk karya Martin dan kawan-kawannya ini terpilih menjadi salah satu kudapan yang dibagikan dalam acara puncak Bulan Rempah di Semarang pada akhir September 2017. Kenari Sweet Andaliman bahkan dicicipi Presiden Joko Widodo dan para tamu istimewa. Meski demikian, Erdi sadar bahwa ceruk pasar yang digarapnya sangat segmented. Sejauh ini Timurasa membidik 99% pasar domestik dan sisanya 1% adalah pasar ekspor. Pasar domestik meliputi gerai-gerai makanan sehat di Indonesia yang menjual produknya secara offline dan online, hotel, restoran, kafe, bakery, serta konsumen perorangan. Saat ini Timurasa telah bekerja sama dengan mitra-mitra reseller sebanyak lebih dari 40 perusahaan, dan personal yang menjual secara offline dan online. Setiap bulannya Timu Rasa mampu menyerap 100 kilogram hingga 2 ton tiap varian produknya untuk dipasarkan di pasar lokal seluruh Indonesia.

“Kategori niche market menjadi tantangan tersendiri bagi Timurasa. Namun, kami yakin melalui kolaborasi dengan semua yang terlibat di dalam rantai food system, target efisiensi lambat laun dapat tercapai sehingga harga produk Timurasa semakin terjangkau tanpa mengabaikan kesejahteraan petani,” terang Erdi.

Komitmen untuk mengembangkan usaha petani lokal ini diwujudkan Timurasa dalam menentukan harga temu di tiap produk yang terjangkau, namun tetap tidak memberatkan petani. Sementara mengenai strategi marketing, Erdi menerapkan pendekatan personal kepada para konsumennya melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook serta online marketplace.

“Timurasa berusaha membangun keterikatan emosional konsumen dengan tidak hanya menampilkan pengetahuan soal produk yang dijual, tapi juga membagikan cerita kegiatan komunitas petani yang terlibat. Komunikasi lewat media sosial ini juga mendatangkan ide-ide kreatif penggunaan produk Timurasa yang datang dari konsumen sebagai inspirasi bisnis bagi petani Indonesia,” katanya.

Guna mempertahankan kekayaan alam Nusantara lewat rempah-rempah, Timurasa Indonesia berambisi untuk membuka akses pasar skala nasional dan internasional. Sejauh ini selain mitra lokal, Erdi sudah mengekspor produknya ke Singapura dan Finlandia. Di pengujung 2018, dirinya menargetkan mendapat dukungan 100 reseller serta menambah negara tujuan ekspor menjadi 4 negara.

 

Adia Bimala

 

MM.11.2018/W

 

The post Serius Garap Potensi Rempah Nusantara appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Waralaba Roti Thailand ini Cuma Butuh Modal 4 Jutaan

$
0
0
Roti Naak Thai Bun

Marketing – Menu Roti Thailand atau Thai Bun belakangan mulai populer di Indonesia. Roti lembut dengan aneka selai melelah tersebut kian digemari dan diburu para pecinta kuliner dan jajanan kekinian tanah air.

Thai Bun sebetulnya adalah roti sobek yang dipanggang ala roti bakar. Yang membuat menu ini menarik perhatian adalah isinya. Bun Thailand diisi dengan topping beraneka rasa, seperti green tea, cokelat, stroberi, susu, taro, hingga kacang-kacangan.

Dari segi penyajiannya pun sangat unik, setelah dibakar, roti yang sebelumnya sudah terisi berbagai isian tersebut dibuat lubang pada bagian atas roti, sehingga isi roti tersebut meleleh keluar, sehingga ada yang menjulukinya sebagai ‘Roti Manis Meleleh Thailand’.

Model sedang memperkenalkan roti Naak Thai Bun

Dibalik kelezatan dan kepopulerannya tersebut, Roti Bun tentunya menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Salah satu pelopor menu Roti Bun di tanah air ‘Naak Thai bun’ membuka kesempatan bisnis kemitraan atau waralaba roti bun Thailand tersebut.

“Dengan modal 4 jutaan atau kurang dari 5 juta rupiah, siapapun kini bisa memiliki atau memasarkan produk Naak Roti Bun. Menyambut tahun baru 2019 ini, Waralaba Naak Thai Bun memberikan promo khusus sebesar 50 persen,” jelas Trian, Marketing Manager Naak Roti Bun.

Jika biasanya paket lengkap kemitraan dijual sekitar Rp10 juta, selama periode hingga 15 Februari 2019 mendatang, calon mitra hanya perlu membayar Rp4,9 juta. Harga tersebut tentunya sudah mencakup berbagai kebutuhan berjualan, mulai dari booth besi, perengkapan, hingga seragam.

The post Waralaba Roti Thailand ini Cuma Butuh Modal 4 Jutaan appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.


Lagi, Waralaba Teh Thailand Seharga Rp4,9 Juta

$
0
0

Marketing – Beberapa tahun ke belakang ini masyarakat tampaknya tengah mengalami demam kuliner atau jajanan asal Thailand. Salah satunya minuman Teh Thailand (Thai Tea) yang rasanya unik dengan harga terjangku.

Tingginya animo masyarakat dalam mengikuti tren jajanan kekinian asal negeri gajah putih dipandang sebagai sebuah peluang usaha yang dapat menghasilkan bahkan menjadi sebuah investasi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya bisnis makanan atau minuman berkonsep waralaba asal Thailand, seperti Teh Thailand.

Pedagang HIY THAI TEA sedang melayani pembeli

Di sisi lain, dengan pesatnya kemajuan teknologi tidak hanya membuat masyarakat sebagai konsumen mudah dalam mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi juga pengusaha sangat terbantu dalam menemukan ide bisnis, inovasi bisnis, dan strategi pemasaran produk.

Modalnya juga bukan lagi menjadi hambatan, karena kini tersedia banyak paket usaha waralaba dengan harga super murah. Waralaba memungkinkan pebisnis baru tidak perlu pusing memikirkan pengelolaan dan pemasaran produk. Waralaba seperti Teh Thailand misalnya sudah dikenal luas jadi tidak perlu lagi edukasi pasar. Salah satu  waralaba minuman Teh Thailand  adalah HIY THAI TEA. Saat ini HIY THAI TEA sedang memberikan promo diskon waralaba Rp4,9 Juta Rupiah saja. Jauh lebih murah dari harga normal Rp10 juta.

The post Lagi, Waralaba Teh Thailand Seharga Rp4,9 Juta appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Peluang Usaha: Waralaba Tahu KRAX Cuma 4 Jutaan!

$
0
0

Marketing  – Dalam beberapa tahun terakhir ini tren pertumbuhan industri UKM Tanah Air tumbuh signifikan, khususnya produk makanan dan minuman. Tren tersebut diprediksi berpotensi bakal terus berlanjut di 2019.

Dari hampir 60 juta UKM di Tanah Air, produk makanan dan minuman merupakan yang paling banyak berkontribusi dengan persentase di atas 60% atau sekitar 40 juta. Hal tersebut menandakan industri produk makanan dan minuman masih menjadi primadona berinvestasi.

Melihat tren positif penetrasi pasar produk makanan dan minuman, salah satu waralaba produk kuliner tahu krispi ‘Tahu Krax’ menawarkan kesempatan bagi para calon mitra untuk menjadi bagian dari kesuksesan produk kuliner kekinian yang belakangan populer.

“Dengan investasi Rp4 jutaan, kami membuka kesempatan bagi para calon mitra untuk memiliki penghasilan tambahan dengan menjadi mitra kami menjadi pemilik bisnis tahu krispi ‘Tahu Krax’ yang saat ini sedang populer dan viral di Indonesia,” ujar Nana, Marketing Manager Waralaba Tahu Krax.

Lebih jauh Nana menjelaskan, harga Rp4 jutaan hanya berlaku selama periode Januari-Februari 2019. “Harga normal kemitraan Tahu Krax sebenarnya senilai Rp9,8 juta, dan promo 50% yang kami tawarkan hanya bagi calon mitra yang bergabung hingga akhir Februari 2019. Jadi yang kemarin bertanya usaha rumahan apa yang menguntungkan, usaha kami ini cocok dijadikan bisnis sampingan karena mudah pengelolaannya dan harga paket usaha kami sedang diskon besar-besaran,” sambung Nana.

Bagi Anda yang ingin bergabung menjadi mitra waralaba tahu krispi Tahu Krax, syaratnya sangat mudah, yakni dengan membuka website www.waralabatahukrax.com atau Anda bisa menghubungi costumer service Tahu Krax di nomor WhatsApp 0821-4632-2622.

The post Peluang Usaha: Waralaba Tahu KRAX Cuma 4 Jutaan! appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Gojek Edukasi UMKM di Sulawesi Utara

$
0
0

Marketing – Guna mendukung inisiatif Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara, Gojek, berpartisipasi dalam membekali Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menghadapi era digital dengan memberikan pelatihan “Gojek Wirausaha”.

Pembekalan tersebut diberikan pada acara Capacity Building UMKM bertema “Peningkatan kapasitas usaha UMKM di era digital Melalui Pemanfaatan Teknologi”. Melalui kegiatan ini, Bank Indonesia Sulawesi Utara berusaha mendorong inovasi dan kreativitas dari pelaku UMKM serta mendorong UMKM Go Digital.

“Sejak Gojek hadir di Manado tahun 2016, salah satu cita-cita utama kami adalah untuk meningkatkan kapasitas sektor usaha non formal dan pemberdayaan UMKM,” ujar Anandita Danaatmadja, Vice President Region Indonesia Bagian Timur Gojek.

Dengan semangat awal, bahwa inovasi digital dapat menjadi jembatan untuk berkembangnya ekosistem ekonomi kerakyatan, kini Gojek telah berhasil menghubungkan pengguna dengan lebih dari 1 juta mitra pengemudi, hampir 300 ribu merchant UMKM, serta lebih dari 30 ribu penyedia layanan dari sektor non formal lainnya di Indonesia.

“Dengan ekosistem kami, Gojek membantu UMKM memperluas pasarnya, membantu pembukuan keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan, serta menekan biaya operasional dengan adanya layanan operasional yang lebih efisien,” kata Anandita.

Bersama peserta Capacity Building UMKM Go Digital 2019 bersama Gojek Indonesia. Dukung inisiatif Bank Indonesia dalam membekali UMKM menghadapi era digital, Gojek Indonesia turut hadir dalam Capacity Building UMKM Go Digital 2019 bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara (1/2) di Manado.

Dia menambahkan, Senada dengan upaya Bank Indonesia membantu mengembangkan perekonomian riil di Provinsi Sulawesi Utara, Gojek juga berinisiatif dengan cara berbagi ilmu dan tips praktis supaya pelaku UMKM dapat melebarkan pangsa pasar dan meningkatkan omzet.

“Kisah sukses penggunaan teknologi QR Code oleh para Rekan Usaha Go-Pay dapat menjadi inspirasi teman-teman UMKM Sulawesi Utara demi peningkatan skala usaha melalui pencatatan keuangan yang efisien serta layanan yang lebih baik pada konsumen,” jelasnya.

Pelatihan Gojek Wirausaha didasari oleh banyaknya tantangan yang dihadapi UMKM Indonesia terutama dalam memulai bisnis dan meningkatkan skala bisnisnya. Pada pelatihan Gojek Wirausaha di Manado ini, Gojek berbagi kisah sukses mulai dari perencanaan bisnis hingga mengelola keuangan yang baik yang dapat dijadikan sebagai ilmu yang fundamental dalam membangun bisnis.

Selain berbagi ilmu dan tips untuk mengembangkan usaha lebih lanjut, di lokasi dan kesempatan yang sama Gojek juga menyediakan sesi bagi peserta UMKM berkonsultasi dan langsung mendaftarkan usaha mereka di platform Go-Food dan Go-Pay. Tujuannya agar para pelaku UMKM bisa langsung memasarkan, menjual, dan mengembangkan usahanya secara digital.

Hingga Februari 2019, program percontohan (pilot program) Gojek Wirausaha telah dilakukan di 8 kota, dengan melibatkan hampir lebih dari 1.000 UMKM. Di setiap pelatihannya, Gojek bersinergi dengan berbagai komunitas, universitas, pemerintah di berbagai kota dan kabupaten termasuk organisasi masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Bank Indonesia melalui Departemen Pengembangan UMKM juga mensosialisasikan aplikasi Sistem Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SiApik) demi mendorong pelaku UMKM melek administrasi keuangan demi meningkatkan skala bisnis mereka.

Berdasar survei dari Bank Indonesia dan Asian Development Bank di tahun 2010, pembiayaan menjadi permasalahan utama UMKM di Indonesia. Pemanfaatan teknologi dalam digital payment adalah salah satu metode yang didorong oleh Bank Indonesia demi efisiensi bisnis UMKM.

The post Gojek Edukasi UMKM di Sulawesi Utara appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Kuliner Thailand Makin Digemari, XIXY Tawarkan Pisang Goreng Penyet

$
0
0

Jakarta, 13 November 2018 – Kuliner Thailand terus merangsek ke Indonesia. Setelah sebelumnya konsumen di tanah air menggemari Thai Tea dan Mangojack, kini mereka dihebohkan dengan kehadiran pisang goreng penyet Thailand

Pisang goreng penyet asal negeri gajah putih ini digemari lantaran diolah dan disajikan dengan cara yang unik. Sebelum digoreng, pisang digeprek atau dipenyet dengan alat khusus hingga tipis, kemudian dibaluri tepung krispi khas Thailand. Setelah digoreng, pisang tersebut kemudian disajikan dengan aneka jenis saus dengan berbagai pilihan rasa.

Hasilnya sebuah penganan yang menggoda selera. Saat ini menu pisang goreng penyet Thailand  menawarkan kemitraan bisnis bagi investor dan calon pengusaha. Kuliner ini ditawarkan melalui merek “XIXY”. Tak perlu modal besar, dengan paket kemitraan sekitar Rp8 juta, siapapun dapat memiliki paket usaha kekinian waralaba pisang geprek Thailand XIXY.

Salah satu waralaba Pisang Goreng Penyet Thailand XIXI

Untuk paket kemitraan XIXY terdiri dari 2 jenis, yakni Paket Raja seharga Rp8,5 juta dan Paket Ratu seharga Rp12,5 juta. Harga kedua paket waralaba tersebut sudah termasuk booth ala kontainer, perlengkapan pengolahan, bahan baku (tepung pintar XIXY), seragam, serta resep pengolahan dalam bentuk VCD.

“Untuk saat ini, XIXY memiliki 3 jenis saus, yakni cokelat, vanilla, dan strawberi yang mana dapat dinikmati dengan cara dicocol maupun dioleskan. Ke depannya, kami juga akan menghadirkan aneka varian rasa saus XIXY baru sesuai tren yang digemari pasar,” ujar Rahma, Marketing Manager Waralaba XIXY.

Rahma mengatakan, pihaknya membuka pintu seluas-luasnya kepada investor atau calon pengusaha yang tertarik pada pisang goreng penyet Thailand . Bahkan, XIXY berani memberikan potongan harga paket waralaba pisang geprek Thailand hingga Rp4 juta selama periode 10 November – 10 Desember 2018.

The post Kuliner Thailand Makin Digemari, XIXY Tawarkan Pisang Goreng Penyet appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Edy Ongkowijaya Sukses Jadi Bos Restoran

$
0
0

Banyak kisah pengusaha sukses yang mulai dari nol dan harus melewati jalan panjang dan berliku. Seperti halnya Edy Ongkowijaya, pengusaha kuliner D’Penyetz yang memiliki jaringan bisnis di 5 negara.

Sang maestro bisnis kuliner ini butuh perjuangan ekstra keras, sebelum akhirnya meraih kesuksesan dan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Jatuh-bangun dalam berkarir dan berwirausaha telah dialami pria kelahiran 41 tahun silam ini. Bahkan, ia rela melakukan pekerjaaan apapun demi memenuhi kebutuhan hidup.

“Saya pernah bekerja sebagai tukang cuci piring dan waiter di restoran dan hotel di Singapura. Di minggu yang sama juga menjadi guru les privat (tuition) dan melatih badminton basic untuk anak SD,” tutur Edy.

Perjalanan hidup Edy di Singapura dimulai pada tahun 1993 lalu, untuk melanjutkan pendidikan tingkat SMP. Namun, baru setahun di negeri rantau, usaha ayahnya mengalami kebangkrutan. Ia pun diminta pulang ke Tanah Air, karena orang tua tidak bisa mengirim biaya lagi.

Bukannya kembali, Edy memilih bertahan dan berjuang di Singapura. Pasalnya, ia yakin di sana lebih ada harapan. Walau konsekuensinya harus mencari uang sendiri untuk biaya hidup dan pendidikannya, termasuk membantu biaya hidup keluarga dan biaya sekolah adik perempuannya di Jakarta.

Tak dimungkiri Edy, merantau di negeri orang untuk melanjutkan pendidikan ataupun bekerja bukanlah perkara muda. Banyak kesulitan yang harus dihadapinya yang sebelumnya tidak pernah dialami sebagai anak yang terlahir dari keluarga yang cukup berada.

Salah satu pengalaman yang tidak pernah terlupakan dalam hidupnya, Edy pernah mengalami bagaimana susahnya hidup di Singapura hanya dengan mengandalkan uang 50 cents atau sekitar Rp 5.000 (kurs sekarang).

“Untuk makan terkadang harus mengandalkan kemurahan hati pemilik kantin di sekolah untuk membungkus sisa lauk yang mau dibuang. Ironisnya, saya pernah makan mi instan dan roti tawar selama hampir 1 bulan lamanya,” kenangnya.

Singkatnya, Edy berhasil merampungkan kuliahnya dari Universitas Nanyang Polytechnic Jurusan Marketing pada tahun 2000. Dia juga berhasil bergabung dengan perusahaan logistik asal Jepang, meski hanya bertahan tiga tahun. Ini dikarenakan pekerjaannya kurang menantang dan tidak sesuai passion-nya.

Dari situ, Edy memilih untuk berhenti bekerja dan kemudian mengubah jalur karirnya dengan membuka bisnis waralaba Es Teler 77 di Far East Plaza (Orchard Road) pada tahun 2004. Dirinya dipinjami modal oleh seseorang untuk membeli waralaba ini dan berjalan dengan sukses, hingga dilepasnya di tahun 2006.

Modal pengalaman di bisnis kuliner, mendorong Edy untuk mengembangkan usaha lain. Dipilihlah usaha ayam penyet, masakan tradisional khas nusantara dengan menggandeng salah satu merek  waralaba  untuk membuka gerai di Lucky Plaza (Orchard Rd). “Dalam waktu singkat ayam penyet menjadi sensasi dan semakin dikenal masyarakat Singapura,” ungkapnya.

Bawa Ayam Penyet Go Global

Gelombang hidup kembali lagi melanda ketika kemitraan berujung perpisahan. Sebab selama 2 tahun tidak ada laporan pembukuan dan pembagian dividen usaha bersama tersebut. Selalu berpikir positif, Edy menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran dan memetik hikmahnya sebagai modal hidup.

Tak patah arang. Dengan semangat mendirikan usaha sendiri dia pun akhirnya mendirikan Dapur Penyet pada tahun 2009 silam. Di tahun pertama membuka usahanya, ia banyak melakukan sendiri meski memiliki pegawai, baik mengurus manajerial, melayani pelanggan, membersihkan gerai hingga urusan dapur.

Ia selalu katakan kepada karyawannya, “ You don’t work for me, but you work with me” sehingga banyak pegawai yang setia kepadanya karena kerendahan hati dan semangatnya dalam berusaha.

Berkat usaha gigihnya, D’Penyetz berkembang pesat. Berawal dari gerai foodcourt yang ada di Jurong Point Mall, jaringan bisnis D’Penyetz kini memiliki lebih dari 100 gerai yang tersebar di 5 negara, meliputi Singapura, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Myanmar.

“Impiannya D’Penyetz bisa mewakili dan membawa kuliner Indonesia untuk go global. Untuk negara berikutnya kami akan masuk ke Australia (Melbourne) di tahun 2019 dan menargetkan bisa berekspansi ke Amerika Serikat, Kanada dan Timur Tengah,” sebut Edy.

Selain merek D’Penyetz, Edy bersama tim juga menaungi beberapa merek lain, yaitu D’Bakso, D’Cendol, D’Minang dan beberapa inovasi baru yang sedang dikembangkan, termasuk visi ke depannya membangun Culinary & Hospitality Training Centre di Indonesia.

Meski telah sukses, Edy tetap menjadi sosok tipikal pengusaha muda yang sederhana, selalu membimbing dan mengembangkan setiap individu untuk bisa maksimal. Kegiatan bakti sosial dan penyantunan ke yayasan yatim – piatu sering dilakukan bersama dengan timnya.

Bagi Edy semua liku – liku kehidupan dan cemohan adalah modal utama untuk bisa menjadi kisah sukses nantinya.  “Apa yang direndahkan oleh manusia, suatu hari pasti akan ditinggikan oleh Tuhan. Hormati dan bahagiakanlah orang tua. Doa ibulah yang sangat ampuh mujarab dan paling berharga di mata Tuhan” pesannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

The post Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Edy Ongkowijaya Sukses Jadi Bos Restoran appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Kavvi Shoes, Terinpirasi dari Sang Ibu dan Kecintaan Terhadap Sepatu

$
0
0

ki ka Penny Legana owner Kavvi Shoes dan Michael Chrisyanto Creative Director

Terinspirasi dari pengalaman ibunda tercinta dalam menjalankan bisnis sepatu keselamatan sejak 30 tahun lalu dan kecintaannya terhadap sepatu, Penny Legawa akhirnya meluncurkan Kavvi Shoes, perusahaan lokal yang bergerak di bidang retail sepatu, di akhir 2017.

Bersama rekannya Michael Chrisyanto yang berperan sebagai Creative Director untuk memasarkan branding Kavvi.Shoes dikenal secara luas, Penny Legana membuat konsep sepatu dan sandal Kavvi dengan model-model yang up to date mengikuti tren yang disukai kaum wanita.

“Dari kecil saya memang suka dunia sepatu. Mulai dari memperhatikan modelnya hingga warna-warnanya. Itulah sebabnya saya mencoba membuat sepatu lokal Kavvi Shoes. Tapi jujur, inspirasi terbesar lahirnya Kavvi Shoes datang dari mama saya yang telah puluhan tahun menggeluti bisnis sepatu keselamatan. Atas nasihatnya timbulah ide untuk membuat sepatu dan sandal yang nyaman dan awet untuk wanita dan anak muda. Dalam setiap pembuatannya kami lakukan secara detail dengan sentuhan berbagai elemen yang eye catching, sehingga membuat mereka penuh percaya diri dan yang terpenting kualitasnya sangat bagus dan nyaman di kaki,” ujar perempuan berparas cantik kelahiran 25 tahun silam ini.

Sebagai brand lokal Kavvi tidak hanya hadir untuk bersaing di dunia lifestyle dalam negeri, ke depannya Kavvi akan membidik pasar luar. Tidak hanya itu saja, Kavvi Shoes juga berperan dalam memberdayakan sumber daya manusia lokal, khususnya para ibu rumah tangga di sekitar pabrik Kavvi di wilayah Jakarta Utara.

Dalam penjualannya, Kavvi Shoes mengandalkan pemasaran secara on line digital (bekerja sama dengan beberapa shopping online). Menurut Penny, saat ini berbagai produk Kavvi sudah mulai dikenal dipasaran dan disukai wanita dan anak muda baik dari sepatu, sandal payet dan berbagai jenis produk lainnya.

“Kami juga memberikan peluang kerja kepada kaum wanita di sekitar lingkungan. Caranya mengajarkan ibu-ibu di sekitar pabrik untuk terlibat dalam pembuatan Kavvi Shoes secara hand made. Saat ini kami fokus untuk membesarkan produk di dalam negeri. Tapi saya melihat dengan jaringan yang kita miliki, peluang untuk memasarkan produk ke luar negeri terbuka lebar. Untuk memperbesar penjualan serta branding agar semakin dikenal kami mengunakan strategi kekuatan media sosial dan juga terlibat di acara-acara fashion show serta pameran, “ pungkas lulusan Psychology Major di University of New South Wales, Sydney.

Dalam menentukan modelnya, Kavvi sangat terinspirasi dari bentuk kelembutan karakter wanita yang tetap kuat dalam menjalankan hidup. Inspirasi tersebut jugalah yang Kavvi tonjolkan dalam setiap koleksi yang muncul, seperti nama nama wanita yang kuat dan inspirasional. Untuk satu koleksi Kavvi biasa terdapat 4 sampai 8 varian model berbeda dengan bahan kulit dan bentukan payet yang unik. Setiap sepatunya di jahit dengan rapi dan hand made.

Koleksi Kavvi Shoes dijual dikisaran harga Rp398 ribu sampai dengan Rp498 ribu dan dapat di beli di Tokopedia dan Shopee, datang langsung ke toko Monstore di jl. Gunawarman 21, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

The post Kavvi Shoes, Terinpirasi dari Sang Ibu dan Kecintaan Terhadap Sepatu appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Inilah 6 Pebisnis yang Akan Mengajar di ‘Sekolah Konglomerat’

$
0
0

Jakarta, 22 November 2018 – Peningkatan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cukup pesat sejak tahun 2013, mendorong pengusaha Indonesia Mardigu Wowiek Prasantyo menginisiasi sekolah konglomerat untuk UMKM.

“Semakin banyak pengusaha UMKM adalah kabar bagus. Namun data mengatakan bahwa 80% perusahaan muda gagal berkembang. Bahkan mati sebelum tahun pertamanya,” kata Mardigu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2111/2018).

Mardigu menambahkan, ada banyak faktor yang mempengaruhi sukses tidaknya UMKM. Faktor yang berpengaruh adalah pemasaran dan sumber daya manusia di dalamnya.  “Pengalaman saya 30 tahun berbisnis, saya percaya bahwa bisnis itu bukan apa yang dikerjakan, tapi siapa yang mengerjakan. Bukan apa bisnisnya, tapi siapa orang dibalik bisnis itu. Itu yang terpenting,” kata pemilik 32 perusahaan multinasional ini.

Menyadari akan persoalan tersebut, Mardigu menginisiasi sekolah khusus untuk pengusaha dan profesional yaitu “Sekolah Konglomerat”. “Saya bercita-cita bisa membantu 1000 orang pengusaha bisa menjadi konglomerat. Bener-bener konglomerat. Bisnisnya banyak dan sukses, bisa menyerap ribuan tenaga kerja lokal, dan berkontribusi positif kepada masyarakat,” kata pendiri Rumah Yatim Indonesia dengan 10.000 santri tersebut.

Foto: Istimewa

Mardigu memahami pengusaha pasti sibuk, karena itu ia kelas sekolah ini hanya diadakan 3 hari saja dan wajib menginap dan membawa laptop. Selama tiga hari full nanti, materi yang akan dibahas adalah full hardskill ilmu bisnis.

“Tiga hari adalah waktu yang cukup. Kita ajarkan semua aspek ilmu yang dibutuhkan oleh UKM untuk tumbuh seperti menata organisasi usaha, memiliki hirarki tim , pengembangan SDM, who do what who get what, masalah distribusi, masalah persaingan usaha, masalah market size, masalah birokrasi negara kita bahas semuanya,” tambahnya.

Dalam mengajarkan ilmu tersebut, Mardigu akan ditemani 5 pengajar yang terdiri dari para profesional dan pebisnis senior. Kelima pengajar tersebut Aviliani (Makro Ekonomi, Sekretaris Komite Ekonomi Nasional), Yuswohady (Chief Executive MarkPlus, Penulis 40 Buku tentang Marketing), James Gwee T.H., MBA (Service & Sales Expert), Andi Kartiko (Vice President Telkomsel Cash 2014-2015), dan Handry Satriago (CEO General Electric Indonesia).

Sekolah Konglomerat ini, tambah Mardigu, akan digelar di Mercure Convention Centre, Ancol, Jakarta Utara pada hari Jumat sampai Minggu, 07 – 09 Desember 2018. Ada 150 pengusaha dan profesional dari seluruh Indonesia yang bergabung di sekolah ini.

“Saya sarankan kepada para profesional, dan pengusaha UMKM untuk bergabung di sekolah ini. Ilmu bisnis hardskill, dan network atau relasi bisnis bisa anda dapatkan secara bersamaan di sekolah ini,” pungkasnya.

The post Inilah 6 Pebisnis yang Akan Mengajar di ‘Sekolah Konglomerat’ appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.


CoHive Buka Coworking Space ke-23 di Yogyakarta

$
0
0

Yogyakarta, 23 November 2018 – Penyedia ruang kerja bersama (coworking space) terbesar di Indonesia CoHive kembali memperlebar sayapnya. Setelah Jakarta dan Medan, CoHive bakal hadir di Daerah Istimewa Yogyakarta. CoHive merupakan perusahaan hasil merger antara Cocowork dan EV Hive.

CoHive nantinya akan berlokasi di Hartono Mall tepatnya di lantai 3 dan direncanakan akan mulai beroperasi pada Februari 2019. Namun, pada Kamis (22/11), CoHive menggelar soft launching coworking space ke 23 tersebut.

CEO dan Co-Founder CoHive Carlson Lau menjelaskan, alasan dipilihnya kota pelajar karena dianggap memiliki potensi besar untuk dirangkul melakukan kolaborasi dan tumbuh bersama. “Image sebagai kota pendidikan yang diisi oleh individu yang gemar belajar dan memiliki talenta kami anggap sebagai peluang untuk tumbuh bersama,” kata Carlson dalam diskusi yang digelar di Hartono Mall, Yogyakarta.

Pertimbangan lain, masyarakat kota Yogyakarta dikenal memiliki semangat ‘guyub’ yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan berkelompok, berkumpul atau pun berkolaborasi.“Berkelompok, berkumpul maupun berkolaborasi segaris dengan semangat CoHive yang ingin menjadi medium setiap lapisan masyarakat untuk saling berkolaborasi,” kata Carlson.

Suasana coworking space milik CoHive, di Hartono Mall, Yogyakarta

CoHive di Yogyakarta, kata Carlson merupakan coworking space pertama bagi CoHive di Indonesia yang berlokasi di dalam mal. Hartono Mall yang terletak di Jalan Ring Road Utara, Yogyakarta, dianggap strategis dan dekat dengan anak-anak muda.

Kehadiran CoHive di Yogyakarta merupakan bagian dari strategi untuk memfasilitasi startup, UMKM, komunitas kreatif, dan freelancer yang dewasa ini kian menjamur di Kota Pelajar.  Hingga kuartal keempat 2018, CoHive sudah memiliki lebih dari 5.000 anggota yang terdiri dari 50 perusahaan. Sekitar 80 persen di antaranya startup di bidang teknologi, HR, logistik dan e-commerce, dan 20 persen perusahaan tradisional di bidang agency, Food and Beverages, dan manufaktur.

“CoHive juga telah mengembangkan bisnisnya bukan hanya di coworking space, tetapi juga menyediakan coliving dan ritel,” kata Carlson. Setelah Yogyakarta, Carlson berencana membuka CoHive di tiga kota lagi yakni Bali, Bandung, dan Makassar pada 2019 mendatang. Hingga akhir tahun 2019, CoHive menargetkan memiliki 40 coworking space di berbagai daerah di Indonesia.

The post CoHive Buka Coworking Space ke-23 di Yogyakarta appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Paket Kemitraan Trian`s Brownies Meleleh 5 Jutaan

$
0
0

Marketing – Maraknya bisnis kuliner semakin membuka peluang terciptanya ide-ide kreatif dan berbagai inovasi guna memberi banyak pilihan serta menarik minat konsumen.

Masyarakat yang sedang mencari peluang usaha pun tak menutup mata akan fenomena tersebut. Melihat potensi dan keuntungan yang bakal diraih dari usaha kuliner, banyak dari mereka tertarik untuk ikut terjun menjadi pelaku usaha di bidang makanan kekinian yang tren belakangan ini.

Dalam menentukan sebuah usaha—apalagi kuliner, satu hal yang perlu diperhatikan yaitu melihat dengan saksama. Pilihlah jenis makanan yang tidak asing bagi telinga konsumen atau pilih yang sedang viral dan digandrungi masyarakat.

Misalnya franchise Brownies Meleleh Ala Trian`s. Selain diburu karena sedang viral dan memang punya rasa yang lezat, kue balok meleleh tersebut juga memiliki margin yang potensial.

Anti, Manager Marketing Brownies Meleleh Trian`s, menerangkan pihaknya menyediakan paket usaha yang lengkap termasuk booth kekinian, peralatan, resep rahasia, dan video tutorial cara pembuatan Brownies Meleleh yang siap dikirim ke seluruh Indonesia. Menurutnya, dengan harga yang terjangkau, usaha brownies meleleh yang sedang viral ini menjadi usaha yang cepat balik modal.

Trian`s Brownies tak hanya menyiapkan paket usaha lengkap, tapi juga memberikan bonus antara lain tips mencari karyawan, tips mencari lokasi jualan yang strategis, 1001 tips berpromosi, bahkan desain-desain promo kekinian yang siap digunakan. Trian`s Brownies pun akan memberikan bonus berupa file-file desain siap edit untuk promo di internet yang bisa digunakan untuk berjualan apa saja.

“Sudah tepat jika memutuskan ikut menjalankan bisnis brownies meleleh ini bersama Trian`s Brownies yang sedang viral, karena banyak sekali bonusnya. Bahkan bagi yang menghubungi Trian`s Brownies sekarang dan memutuskan untuk mulai melakukan bisnis brownies meleleh ini, akan mendapatkan tambahan bonus berupa produk-produk digital yang bisa dijual lagi senilai hampir Rp10 juta,” ujar Anti.

Mengenai harga paket usaha, waralaba Brownies Meleleh dari Trian`s Brownies dipatok Rp12,5 juta. Dengan harga tersebut franchisee (penerima waralaba) sudah mendapatkan paket lengkap siap jualan, dan masih mendapatkan semua bonusnya.

Spesial bagi yang membaca artikel ini, Trian`s Brownies akan memberikan diskon khusus. “Sebutkan kode kupon Trianviral saat menghubungi kami, dan Anda cukup membayar Rp5,9 juta saja, dan sudah berhak mendapatkan paket lengkap beserta bonus-bonusnya,” jelas Anti.

The post Paket Kemitraan Trian`s Brownies Meleleh 5 Jutaan appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Batik Modern Para Pria Urban

$
0
0

Kemeja batik identik dengan acara-acara resmi dengan model seadanya. Di tangan Rifki Ali Hamidi, batik kini terlihat lebih modern dan elegan digunakan di setiap acara maupun aktivitas sehari-hari.

Sejak ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia, batik semakin digemari banyak kalangan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga hingga mancanegara. Pemakaian batik yang berkembang pesat mendorong bermunculannya pelaku usaha batik di Tanah Air.

Batik Kertabumi

Rifki Ali Hamidi, Owner Batik Kertabumi

Di antaranya Rifki, wirausaha asal Yogyakarta yang telah menggeluti usaha batik selama lebih dari lima tahun dengan bendera “Kertabumi”. Menurutnya merek tersebut didapat ketika dia berkunjung ke salah satu ahli “warangka” keris keraton Yogyakarta. Kertabumi berasal dari kata “kertaning” (subur dan mencukupi) dan “bhumi” (milik kita).

“Harapannya usaha batik ini dapat mencukupi kebutuhan kita bersama. Apalagi nama Kertabumi juga cukup gagah. Karakter gagah ini melekat pada nilai tambah produk, sehingga ketika dikenakan membuat pemakai kemeja batik Kertabumi merasa lebih gagah,” jelasnya.

Diceritakan Rifki, usaha batik yang dia geluti berawal dari keisengannya membuat kemeja batik di tahun 2012. Bermodalkan voucer belanja kain senilai Rp200.000, ia membeli beberapa meter kain polos dan batik yang kemudian dijahit menjadi tiga kemeja batik.

Berbeda dari biasanya, Rifki melakukan mixdown antara kain polos dan batik dalam membuat kemeja batik. “Kemeja batik pertama yang produksi masih minimalis. Posisi batik hanya pada kerah dan pergelangan tangan,” terangnya.

Kemeja batik tersebut ditawarkan kepada orang-orang yang dikenal Rifki saat dia masih menjalani bisnis network marketing. Dia pun mulai menghubungi dan mendatangi serta menawarkan produk layaknya door to door sales.

“Pertama kali dipasarkan di Yogyakarta, produk Kertabumi mendapat respons yang cukup bagus karena dinilai desainnya memiliki karakter. Namun, tidak sebanding dengan penjualan yang hanya laku tak lebih dari 5 potong per bulan, bahkan ini terjadi selama 2 tahun,” ungkapnya.

Dari pengalaman tersebut Rifki sadar telah salah membidik target market karena kemeja batik modern belum terlalu dilirik oleh masyarakat Yogyakarta. Atas saran temannya, pada akhir 2014, ia pun mencoba memasarkan Batik Kertabumi ke kota-kota yang identik dengan tren fashion, seperti Jakarta dan Bandung.

“Kalau promosi langsung ke kota-kota tersebut, tentu biayanya sangat mahal. Jadi dipilih pemasaran online yang biayanya jauh lebih terjangkau,” jelas dia.

Dalam implementasinya, banyak cara pemasaran berbasis online yang dilakukan Rifki. Mulai dari website www.batikkertabumi.co.id dan aplikasi WhatsApp, hingga marketplace yang meliputi Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak.

Tak ketinggalan media sosial pun dimanfaatkan untuk promosi, yakni Facebook: Kertabumi Jogjakarta Store dan Instagram: Batik_Kertabumi. “Saat ini pemasaran 100% online dengan traffic source dari Facebook dan Instagram. Kami menggunakan Facebook Ads untuk menjangkau jutaan viewer per minggunya,” sebut Rifki.

Batik Kertabumi membidik segmen pria muda usia 24–40 tahun, baik baru mulai berkarier hingga eksekutif muda yang tinggal di perkotaan, terutama mereka yang suka bersosialisasi dan peduli dengan penampilan.

“Mimpi besar saya, di setiap pria yang hebat dalam kariernya memiliki koleksi Batik Kertabumi di lemari bajunya dan menjadikan kemeja andalan di momen-momen penting kariernya,” jelas dia.

Bidik Pasar Asia

Strategi pemasaran online sejatinya sangat efektif. Konkretnya, setiap bulan Batik Kertabumi berhasil melepas produk ke pasar dengan rata-rata penjualan 70–150 potong per hari dan bisa mencapai 100–250 per hari saat high season.

“Omzet yang diraih fluktuatif, rata-rata paling rendah Rp20 juta per hari, dan rekor penjualan tertinggi adalah Rp105 juta per hari di saat high season,” beber Rifki.

Soal produk yang paling laris, menurut Rifki setiap bulannya berbeda tergantung tren warna yang diminati saat itu. Tetapi secara garis besar, desain dengan warna dasar hitam dan putih menyumbang penjualan terbesar semenjak usaha ini berdiri.

Untuk material, Batik Kertabumi menggunakan katun Jepang grade A yang memiliki daya serap keringat tinggi sehingga lebih nyaman saat digunakan. Bahan baku kain batik diproduksi sendiri, bekerja sama dengan perajin setempat. Sementara ornamen seperti kancing, diimpor dari Taiwan.

“Keunikan kami, motif batiknya tidak ditemui di pasaran. Sebab setiap motif sudah didesain menurut bentuk potongan kainnya dan disesuaikan dengan karakter maupun warnanya. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp280.000–Rp450.000 per potong,” ungkap Rifki.

Diakuinya, sekarang ini konsumen Batik Kertabumi tidak berasal dari daerah Indonesia saja, tetapi juga dari mancanegara. Melihat pasar yang terbuka lebar dan ingin lebih berkembang, ia berencana membidik pasar luar negeri, seperti Asia dan Timur Tengah.

Salah satu upaya yang tengah dilakukan yaitu mencoba berpromosi di Arab Saudi, Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, dan Taiwan. Bahkan untuk meraih market yang lebih luas, rencananya akan dibangun e-commerce di website Batik Kertabumi yang saat ini masih berupa web katalog produk.

 Moh. Agus Mahribi

 

 

 

 

 

The post Batik Modern Para Pria Urban appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Warung Pintar Akuisisi Limakilo

$
0
0

Marketing – Warung Pintar, perusahaan startup teknologi mikro-ritel resmi mengakuisisi Limakilo. Limakilo merupakan platform yang menyederhanakan rantai pasokan makanan dengan menghubungkan petani ke toko kelontong dan budhe sayur. Dengan akuisisi ini, ribuan mitra Warung Pintar di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Banyuwangi akan mendapatkan akses langsung untuk menjual komoditi bahan makanan pokok di warung berbasis digital mereka.

“Dengan pasokan produk pertanian dari Limakilo, pemilik warung akan memiliki stok barang yang lebih beragam, yaitu komoditas bahan makanan pokok. Permintaan bahan makanan pokok yang tinggi di masyarakat tentu akan meningkatkan pendapatan pemilik warung,” tutur Agung Bezharie Hadinegoro, Co-founder dan CEO Warung Pintar.

Agung menegaskan, seiring bertambahnya jumlah Warung Pintar, petani juga akan memiliki harga jual yang lebih baik dan akses yang lebih luas. Dengan demikian, akuisisi ini menghasilkan win-win solution yang akan menghasilkan dampak positif berlipat ganda bagi pemilik warung dan petani.

Menurut Agung, Warung Pintar dan Limakilo memiliki visi yang sama, yaitu meningkatkan kapabilitas usaha mikro di Indonesia dan merevolusi usaha mikro dengan pendekatan teknologi. Limakilo menyerap pasokan makanan pokok dengan harga terbaik, sedangkan Warung Pintar menjangkau konsumen dengan menyediakan produk lengkap dalam penjualan. “Dengan sinergi baru ini, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pemilik warung kami,” tutup Agung.

 

Agung Bezharie Hadinegoro, Co-founder dan CEO Warung Pintar (kiri) dan Walesa Danto, salah satu pendiri Limakilo (kanan)

Berdiri sejak November 2017, Warung Pintar berfokus pada digitalisasi sistem warung konvensional di Indonesia dengan peralatan teknologi, seperti memantau penjualan dan kinerja warung melalui aplikasi, memasang iklan di warung untuk meningkatkan pendapatan, dan menerima sistem pembayaran nontunai. Saat ini, Warung Pintar mengoperasikan lebih dari 1.200 warung di Jakarta, Tangerang, Depok, dan Banyuwangi. Pada tahun 2019, Warung Pintar berencana untuk membuka 5000 warung baru di Jawa, dan juga meningkatkan kapabilitas  bisnis warung.

“Kami sangat senang bisa bermitra dengan Warung Pintar untuk mentransformasikan bisnis mikro di Indonesia. Di Limakilo, kami berkomitmen untuk menyediakan akses pasar seluas mungkin bagi para petani. Dengan akuisisi ini, kami mentargetkan untuk meningkatkan pasokan beras dari perusahaan bumi desa menjadi 100 ton tahun ini, naik 48 ton pada tahun sebelumnya,” kata Walesa Danto, salah satu pendiri Limakilo.

Limakilo adalah salah satu dari lima startup pertanian yang terlibat dalam Action Synergy Program for the People’s Economy. Mereka menerima dana untuk tahap awal (dana awal) dari East Ventures untuk memperluas kemitraan dan memberikan pelatihan kepada petani kecil Indonesia. Beberapa pencapaian telah diraih oleh Limakilo, seperti The Best Three Platform Hackathon Merdeka 1.0 diselenggarakan oleh code4nation dan Kantor Staf Kepresidenan pada Agustus 2015, Finalis Pengusaha Independen 2015, dan 10 Besar Mandiri Hackathon 2016.

The post Warung Pintar Akuisisi Limakilo appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

IKM Kota Bogor Siap Bersaing di Pasar Global

$
0
0

Marketing –  Pesatnya perkembangan teknologi khususnya akses internet yang luas dan cepat, memberikan banyak manfaat, termasuk kepada pelaku Industri Kecil Menengah atau IKM untuk mengoptimalkan pemasaran produknya. Namun demikian, perlu disadari persaingan usaha juga semakin ketat, sehingga diperlukan inovasi agar IKM bisa berkompetisi di pasar lokal dan global.

Menyadari hal tersebut, Dekranasda Kota Bogor melakukan pembinaan IKM di wilayahnya. Bekerja sama dengan Vadiel Mekha, Dekranasda Kota Bogor menggelar program pembinaan “Naik Kelas byNext Step Consultant”. Vadiel merupakan Konsultan Kreatif serta Rumah Kreatif BUMN Bank Mandiri. .

“Produk IKM Kota Bogor saat ini sudah bagus, namun kami terus berupaya meningkatkan para IKM melalui sejumlah program pembinaan agar mereka terus meningkatkan potensi dan kapasitas dirinya, sehingga produk kerajinan yang dihasilkan semakin bagus, kreatif dan menjadi ciri khas Kota Bogor” ujar Yane Ardian, Ketua Dekranasda Kota Bogor.

IKM Kota Bogor sedang mengikuti pelatihan

Vadiel mengatakan, pembinaan yang berlangsung Februari hingga Maret ini dirancang sedemikian rupa guna menyesuaikan kebutuhan IKM binaan Kota Bogor. Berkat dukungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, dia melakukan kurasi sehingga terpilihlah 25 dari ratusan IKM terbaik di Kota Bogor yang berhak mengikuti pembinaan. “Fokus kami adalah mempersiapkan IKM Kota Bogor dalam mengembangkan produk dengan sentuhan lokal namun memiliki cita rasa global,” tuturnya.

“Kami senang bisa menjadi bagian dari pembinaan ini, karena sejalan dengan program CSR Bank Mandiri untuk mendorong perkembangan ekonomi kreatif, salah satunya pembinaan IKM. Saya yakin pembinaan ini sangat bermanfaat untuk pengembangan IKM Kota Bogor” ujar Sumarwanto, Kepala Cabang Bank Mandiri Bogor.

Acara pembukaan pembinaan dihadiri Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto. Bima mengatakan, IKM Kota Bogor potensinya sangat bagus. Pemerintah Kota katanya turut mendukung perkembangan IKM dengan sejumlah strategi yang lebih sistematis dan berkolaborasi dengan stakeholder. “Kita bangun kekuatan bersama, ada pengrajin, perbankan, perusahaan, dan dinas” jelasnya.

The post IKM Kota Bogor Siap Bersaing di Pasar Global appeared first on Portal Lengkap Dunia Marketing.

Viewing all 201 articles
Browse latest View live